Suara dari Bungkam Daerah Hutan


Saat-saat akhir aku berdiri di tengah-tengah ibu kota kabupaten Keningau
yang telah kusampai setelah alun-alun banjar Crocker kulalui dengan ranjau
suara memanggilku jauh dari daerah hutan, datanglah, enam puluh minit lagi
Mimpi indah, kawan. Siapa tahu daerah hutan itu akan aku luncur sendiri.

Karpet-karpet kelabu mengalu-alukan peluncuranku di antara pokok-pokok
yang terlihat saja mengkaku tetapi terisi dengan jiwa yang hormat merukuk
Sujud syukur pada-Mu, Tuhan. Tupi’sinulatan juga melambai-lambai nantiku
Nabawan, aku hanya ingin membuat dia tersenyum dan bahagia: kata hatiku.

Tuhan Maha Penyayang, kasih-Nya merungkai bungkam sebuah daerah hutan
dihuni insan-insan yang sering menghirup jus-jus sejuk dan manis kedamaian
Lihatlah, Tuhan, aku mengasihinya. Tuhan mengerti kata hatiku ini untuk siapa
sehingga setelah aku ada, usrah ukhuwwah itu seketika menjadi sempurna

Suara yang menyeru dalam bungkam, aku usung ke hiruk-pikuk ibu kota
dan daerah-daerah yang mengapitnya yang mematai sehari-hari sibuknya
Berjalanlah bersamaku, walau sendiri, menikmati kabus perhutanan dinihari
suatu waktu nanti, untuk disaksi daerah ini, jujur, aku benar-benar menyayangi.

Nabawan, 2 April 2023

Comments